Tim EDELWAISS di puncak Gunung Gede 

Tim Edelwaiss telah menyelesaikan ekspedisinya mengibarkan bendera besar Mahakarya 25 Tahun SMA Negeri 110 di Puncak Gunung Gede. Bukan hanya menikmati indahnya hutan hujan tropis, namun peserta tim juga ikut memberikan pertolongan pada pendaki lain yang dalam kondisi kritis.

Tim Ekspedisi ini Mahakarya 25 Tahun SMA Negeri 110 terdiri dari 25 wanita alumni SMUN 110. Namun mereka juga ditemani oleh para pendamping yang juga merupakan para alumni yang sarat pengalaman dalam petualangan alam bebas, dimana mereka adalah bagian anggota CXPA, kegiatan Pecinta Alam yang dulu pernah eksis di SMAN 110.  

Kegiatan dimulai pada Jumat 21 April 2017 dan SMUN 110 sebagai titik keberangkatan. Keberangkatan yang telah dijadwalkan pada pukul 19.00 WIB harus molor hingga 22.00 WIB karena ada beberapa peserta yang belum datang. Perjalanan pun dimulai dari Tanjung Priok ke Gunung Putri, Cipanas, tiba di basecamp dan beristirahat.

Sabtu (22/5/2017) pagi setelah bersih-bersih dan beberes saat waktu menunjukan pukul 08.00, pendakian pun dimulai. Perjalanan dari basecamp sampai pos pertama yaitu Legok Leunca memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan. 

Disuguhkan pemandangan yang asri berupa perkebunan dan juga sawah-sawah mampu membuat para perserta melepas rasa lelah sejenak, jalan masih datar dan agak menanjak. Namun dari sini sudah nampak Gunung Putri dari kejauhan.

Tim berhenti sejenak di Legok Leunca untuk istirahat dan tak lupa berfoto-foto ria. Kemudian, tim kembali melanjutkan perjalanan menuju Buntut Lutung, disini jalur pendakian mulai berat.

Menuju Lawang Sekateng, fisik para peserta pun diuji di jalur yang bisa dibilang paling berat karena trek yang terus menanjak dan dipenuhi batu-batuan, serta akar pohon yang lebat. Di jalur ini pula beberapa peserta wanita dari tim Edelwaiss bertumbangan dan harus dibantu tim sweeper beserta porter.

Hujan turun cukup deras pun menemani para peserta saat menuju Simpang Maleber. Hal itu menambah kelelahan fisik dan mental peserta pun menjadi drop, jalan sedikit lalu istirahat begitu seterusnya, karena jika terlalu lama istirahat dingin pun langsung menyergap, peluang untuk hipotermia menjadi lebih besar.

Dari Simpang Maleber sejam kemudian kita akan bertemu dengan surganya Gunung Gede Pangrango yakni Alun-Alun Surya Kencana. Di sinilah semua rasa lelah dan letih kami terbayar, perasaan lega dan gembira karena telah melewati jalur yang berat menyelimuti kami.

Camp pun kami dirikan di Surken Barat ini untuk dapat menikmati keindahan alamnya, ditumbuhi bunga Edelweiss dan padang rumput luas yang mampu memanjakan mata. Dengan sungai yang membelah padang rumput menjadikan sebuah lanskap alam yang sangat indah karya sang Maha Kuasa. 

Minggu (23/5/2017) pagi, kami baru bangun pukul 07.00 WIB, untuk kemudian masak dan sarapan pagi. Tidak ada niatan mengejar sunrise karena di hari sebelumnya sudah kelelahan akibat dihantam hujan yang deras. 

Perjalanan menuju puncak Gede jika ditempuh dari Alun-alun Surya Kencana Timur hanya sekitar 30 menit. Namun kami membutuhkan waktu sekitar 1 jam karena memulainya dari Alun-alun Surya Kencana Barat.


Meski demikian, kami senang selama perjalanan ini dapat melihat indahnya Alun-alun Surya Kencana. Perjuangan menuju puncak tidak terlalu sulit, hal ini dikarenakan barang-barang yang kami bawa ditinggal di camp Alun-alun Surya Kencana Barat meskipun trek yang dilalui lumayan berat.

Setibanya di puncak Tim Edelwaiss yang terdiri dari 25 wanita alumni SMUN 110 bersuka cita dan saling memberikan selamat. Bendera besar Mahakarya 25 Tahun SMA Negeri 110 pun dikibarkan. Perasaan bangga dan haru menyeruak, kami bersyukur atas keindahan alam dari sang Pencipta.

Setelah puas berfoto-foto ria kami bersiap turun. Pada saat melakukan perjalanan turun di jalur sekitar Lawang Sekateng - Buntut lutung ada kejadian tim pendaki lain mengalami hipotermia, pendaki tersebut adalah seorang wanita yang kondisinya sudah tidak sadarkan diri.

Kebetulan saat itu di tim kami ada seorang perawat, setelah dicek kondisinya kritis langsung diambil tindakan pertolongan pertama. Kurang lebih 45 menit dilakukan bantuan pacu jantung dan pernapasan, syukur pendaki tersebut selamat dan langsung dibawa turun ke basecamp pendakian.

Bersyukur kami semua tiba dengan selamat di basecamp dan kembali ke rumah masing-masing. Ini menjadi sebuah pengalaman besar dan tidak terlupakan bagi para peserta ekspedisi, khususnya mereka yang baru pertama kalinya merasakan sebuah pendakian. Ekspedisi tim Edelwaiss pun tuntas sudah, dan ini juga menjadi bukti bahwa CXPA masih ada. Iyooooiiii.

Terima kasih kepada Avtech, Bank Danamon, Mahakarya 110, Groovy Learning Center, SMUN 110 dan CXPA. atas supportnya untuk Ekspedisi Edelwaiss.

Source : kedip.com